[ VIEWFINDER SURYA MANGGALA ] #7 - MERASAKAN DERITA MEREKA, DONASI TSUNAMI SELAT SUNDA PART 1


Hallo Genks..
Assalamualikum Warohamatullahi Wabarokatuh, jadi untuk postingan kali ini akan di bagi menjadi beberapa bagian postingan selain karena menarik, penuh pengalaman, penuh cerita dan syarat akan rasa bersyukur kenapa kita masih di berikan nafas ketika bangun pagi dan di beri kehidupan setelah tidur.


Sebelum dimulainya postingan kali ini, dengan segala hormat bisa untuk memberikan doa dari setulus hati untuk saudara-saudara kita yang telah diberikan musibah dan diberikan cobaan oleh Allah SWT (Tuhan YME) semoga diberikan kesabaran bagi mereka yang di tinggalkan dan diberi kelapangan jalan bagi mereka yang kembali ke sisi-NYA. Juga agar korban Bencana Tsunami Selat Sunda dapat kembali seperti semula dan di beri senyumnya kembali.

Seperti postingan sebelumnya yang disebutkan kita telah membuka dan mencari Donasi untuk Korban Tsunami Selat Sunda yang terpusat di per-4an TB Simatupang dekat wilayah kami, yang alhamdullilah terkumpul Rp. 1.601.000,- yang hasilnya kami belikan berbagai kebutuhan sembako, diantaranya Beras 50 Kg, Gula 4 Kg, Minyak 4 Liter, Kopi, Teh 5 Kotak, Indomie 2 Dus, Popmie 1 Dus besar, Makanan Ringan Bola Cokelat 2 Kantong Besar, Wafer Cokelat 10 Dus, Wafer 12 Kaleng, Susu UHT 2 Karton, dan ada beberapa kue bolu yang di berikan secara langsung ketika kita mau jalan.

Jadi tuh seharusnya kita mengantarkan sumbangan di tanggal 14 Januari 2019 namun karena permintaan yang memiliki kesibukan di hari kerja akhirnya kami memutuskan untuk memberikan donasi di tanggal 13 Januari 2019 yang bisa terbilang baru direncanakan pindah waktu di hari jumat malam.

Percaya atau tidak mungkin karena tujuan kita baik dan memang sedang di uji Karang Taruna Surya Manggala ini, banyak hal yang memang terjadi. Mulai dari postingan sebelumnya gerakan kita ini tidak didukung oleh pejabat setempat hingga mobil yang sudah terlanjur janji di hari senin dan lupa memindahkan di hari minggu akhirnya kami kesulitan mendapatkan kendaraan menuju Banten.

Sekitar pukul 10.30 WIB akhirnya kita mendapatkan kendaraan dan memutuskan untuk segera menuju Banten mengingat waktu yang semakin siang. Tidak beberapa lama kami jalan entah kenapa kaca jendela mobil yang sebelumnya normal berfungsi jadi tidak berfungsi yang membuat sedikit terganggu di perjalanan namun untungnya kaca jendela berfungsi normal dan melanjutkan perjalanan sampai lokasi.

Sepanjang di perjalanan tidak ada hal yang aneh namun memang di perjalanan kali ini kita semobil senang bukan main, karena akhirnya jalan-jalan dan program kerja untuk baksos terlaksana juga semua amanah yang di berikan ke kita akhirnya tersampaikan.

Sekitar pukul 12.00 WIB kita keluar dari tol dan masuk ke kawasan industri Krakartau Steel. Nah terjadi lagi sebuah perbedaan pendapat karena bingung harus menuju kemana, info yang kami terima di Desa Sumur adalah lokasi yang cocok untuk memberikan bantuan karena desa tersebut yang bisa dibilang sangat berdampak akan musibah ini. Dengan banyak pertimbangan dan waktu yang kian sore dengan segera kita semua menuju perjelanan ke Tanjung Lesung yang selanjutnya akan menuju Desa Sumur.

Perlu diketahui setelah perjalanan sepanjang tol kita super ceria, setelah memulai perjalanan melewati kawasan industri ini semua mood didalam mobil berubah menjadi sedikit diam entah kenapa mungkin karena capek awal mulanya, karena sudah menempuh perjalanan yang cukup jauh.

Di sepanjang perjalanan banyak posko-posko penyalur bantuan mulai dari warga sekitar hingga organisasi-organisasi kemanusiaan banyak membuka posko penyaluran. Banyak truk-truk juga yang mengantar dan mendistribusikan namun di akhir akan kita bagikan satu fakta yang bisa di bilang sedikit mencengangkan yang kita terima dari warga sekitar, terus baca semua ya.



Selain posko juga banyak tenda-tenda pengungsian, mulai dari menggunakan tenda pengungsian, sisa rumah yang sudah hancur, bahkan menggunakan terpal dan bahan sisa banner yang di bawa oleh donatur ke lokasi. Bayangkan panasnya siang hari dan dinginnya malam hari juga di tambah jika terjadi hujan lebat.

Kalau kalian tau Hotel Marbela, mulai dari hotel itu terasa aura sedih selain banyak sampah-sampah gelombang tsunami juga bangunan yang mulai runtuh. Semakin masuk kedalam keprihatinan yang terasa semakin memuncak. Lebih banyak bangunan yang sampai hancur tidak terbentuk sama sekali. Mungkin dari kalian yang baca postingan ini ada yang sudah pernah kedaerah dimaksud pasti tau dengan keramaian Pasir Putih dan segala warung-warung pedagang yang ada dilokasi sebelum terjadinya bencana ini, itu benar-benar hancur rata dengan tanah tidak ada sama sekali bekasnya hanya sampah bekas bangunan.







Semakin dalam kita berjalan menuju Tanjung Lesung mulai terlihat dampaknya, tidak lagi soal bangunan yang lebih parah adalah pohon-pohonan yang mulai tercabut dari tanah hingga terlihat akarnya, bebatuan besar yang berpindah tempat, tiang listrik yang melengkung bahkan box container besi yang terhanyut dan tertumbuk hampir tidak berbentuk lagi.

Ini percaya atau tidak, setelah kita melintasi box container entah mengapa awan diatas mulai mendung pekat, suasana makin diam, tidak ada rasa gembira ataupun senang bisa sampai ke lokasi ini, yang ada hanya rasa iba yang menyeruak melihat secara langsung keadaan banten siang itu. yang biasanya hanya kita lihat melalui layar televise.

Setelah sampai di Tanjung Lesung Resort lokasi Band Seventeen kehilangan hampir semua personil dan pendukungnya terjadilah kegalauan kembali selain waktu sudah jam 15.00 WIB juga lokasi desa sumur masih 2,5 jam lagi membuat perdebatan. Yang mendapatkan titik temu memberikan donasi ke lokasi yang sekiranya ada karena tidak memungkinkan kita ke lokasi dimaksud.

Setelah jam 15.30 WIB kita mendapatkan sebuah posko kecil yang di buat oleh warga sekitar. Belum kami keluar dari dalam mobil dan hanya berhenti di pinggir jalan sudah banyak anak-anak yang menghampiri mobil kami, dengan wajah sendu dan kelaparan mereka meminta sedikit makanan dari pengguna jalan yang memang ingin memberikan makanan atau hanya sekedar lewat melihat kondisi secara nyata.  Karena kita lihat banyak anak-anak di lokasi tersebut akhirnya kita hanya memberikan sedikit makanan ringan, kue bolu dan susu UHT. Menurut seorang diantara kita ada beberapa anak kecil yang berbeda diantara yang lainnya, selain tidak cium tangan juga ada seorang yang benar-benar berdoa karena dapat kiriman secara langsung ke lokasi tersebut.

Namun hal itu sama sekali tidak rasa di fikirkan secara terus menerus. Fikiran kami terfokus dengan dimana kami memberikan bantuan nantinya. Kami hanya mempunyai info yang kami terima dari berbagai pihak di desa Sumur lah yang paling membutuhkan, namun mengingat waktu yang kian sore akhirnya kami menyalurkan kepada warga sekitar yang membangun posko tak jauh dari Tanjung Lesung Resort atau tepatnya di Desa Tanjung Jaya. Sebelum kita memberikan bantuan kami bertemu dengan Karang taruna dari Yogyakarta - Bantul yang superkece, hal ini karena dukungan kepala desanya yang mau ikut rombongan untuk bertemu dengan saudara-saudara kita yang terkena musibah di Banten.

Beruntung mereka sudah menuju lokasi Desa Sumur dan melihat secara lebih jelas bagaimana kejadian di desa Sumur. Seorang dari Karang Taruna tersebut bercerita bahwa dari dua mobil yang mereka bawa hanya satu mobil yang dapat tembus ke Desa Sumur, mobil Hilux 4x4 bisa di bilang mobil extrem yang seding dipakai keluar masuk hutan dan mobil satunya lagi tidak bisa tembus dan hanya menunggu di pinggir jalan saja.

Hal yang membuat kami iri adalah bahwa mereka jauh-jauh dari Yogyakarya menyempatkan untuk datang langsung dan benar-benar di suport oleh pejabat setempat di biayai di beri fasilitas, namun yasudah lah sekiranya kita sudah menyalurkan bantuan dari kerja keras kami dan memberikan segala upaya untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan.



Setelah mereka selesai, dan berfoto bareng tukar menukar nomer HP akhirnya mereka pergi dari lokasi Tanjung Jaya dan melanjutkan memberikan bantuan ke dua lokasi lainnya.

Disini juga admin yang pegang kamera dan sudah membuat story board entah mengapa tidak bisa menangkap semua momen yang terjadi, rasa haru menyerebak ketika kita bercaka-cakap secara langsung oleh warga sekitar. Kesedihan yang mendalam terasa di lokasi ini, semua orang benar-benar berharap bantuan dari seluruh pihak.

Setelah  berbincang dengan seorang yang di percaya di lokasi tersebut kita mendaatkan gambaran secara langsung cerita tanpa di buat-buat kurang lebih seperti ini.

“Sekitar pukul 21.00 WIB ada ombang yang begitu besar seringgi 6 meter yang menghantam desa kami. Datangnya dari arah krakatau atau dari sisi kiri desa tersebut tidak ada ombak kata warga yang melaut malam itu, dia pun pulang kaget karena tidak ada tanda-tanda sama sekali tidak ada peringatan cuaca tenang, hening, gemuruh, gemuruh pun tetap diam karena sudah terbiasa dengan konvoi-konvoi truk perusahaan yang membawa sawit tapi kok lama mobil tidak keluar cahayanya, ketika mati lampu terdengat suara gemuruh diam lama-lama tidak ada dan mulai teriak. Gemuruh pas mati lampu mungkin tiang-tiangnya disana sudah sudah patah semua “







Jadi diambil kesimpulan bahwa banyak dari warga yang sebelumnya terbiasa dengan mati lampu dan suara gemuruh dari truk perusahaan sawit yang lewat, hal tersebut membuat adanya korban jiwa di lingkusan tersebut.

Namun yang paling mengejutkan adalah, bapak tersebut juga sempet bercerita bahwa bantuan yang diberikan disini tidak akan di berikan ke desa lainnya, hanya di RW tersebut, sehingga membuat beberapa dari kami yang sedikit bingung dengan hal tersebut. Dan fakta yang mengejutkan adalah bahwa banyak pemberi bantuan baik dari perorangan, organisasi seperti kami bahkan ormas-ormas yang memberikannya langsung ke Desa Sumur dan melewati mereka, sedangkan mereka juga butuh bantuan sama halnya dengan warga Desa Sumur, rumah mereka hancur, harta benda tiada, beberapa orang meninggal dan mereka hanya di lewati begitu saja tanpa adanya sedikit bantuan yang di turunkan untuk mereka.





Dan yang membuat lebih prihatin adalah kalau disaksikan secara langsung bapak tersebut berbicara langsung dengan emosi dan menahan kesedihan yang mendalam. Hal itu yang membuat kami berfikir bahwa memberikan langsung kedapur umum atau langsung ke pusat bencana tanpa menghiraukan yang disampingnya sama saja membunuh mereka secara perlahan. Jangankan membeli punya harta saja tidak, karena semua benar-benar luluh lantah tidak berbekas.

Mungkin bagi saudara-saudara semua yang memang berencana untuk memberikan sumbangan secara langsung bisa membawa lebih banyak kue-kuean dan snack untuk anak-anak sebagai trauma healing karena anak-anak disana sangat membutuhkan makanan semacam snack kecil, cokelat atau yang bisa menghibur mereka.



Mungkin ini adalah awal dari postingan kali ini, dan dilanjut ke postingan ke-2 setelah postingan ini.

Salam Surya Manggala, Salam Organisasi, Terima Kasih.   – FVAQ











------------------------------o0O0o------------------------------



ARTIKEL TERKAIT

-


ARTIKEL SEBELUMNYA

#6 - DONASI KORBAN TSUNAMI SELAT SUNDA


LAMPIRAN

-


ALAMAT SEKRETARIAT
Jalan Raya Tengah, Gang. Antariksa RT 008 RW 08
Kelurahan Gedong Kecamatan Pasar Rebo
Jakarta Timur – 13760
D K I   J A K A R T A


INSTAGRAM
@kartarsuryamanggala


E-MAIL
oktrw08gedong@gmail.com
kartarsub08sm@gmail.com


YOUTUBE
Official KarangTaruna RW08_Gedong



VIEWFINDER SURYA MANGGALA | KARANG TARUNA SUB 08
author : @fvalqamm
admin instagram : @nikenhpsr



Comments