[ VIEWFINDER SURYA MANGGALA ] #10 - MERASAKAN DERITA MEREKA, DONASI TSUNAMI SELAT SUNDA PART 4
Assalamualikum warohmatullahi wabarokatuh..
jadi di postingan bagian 4 ini selepas semua dari kejadian yang mengajarkan kita semua bahwa mereka perlu di hormati juga, bukan untuk di takuti. dan kejadian ini seminggu setelah di tanggal 13 Januari 2019.
jadi sehari setelah mengantarkan donasi kami semua kumpul lagi di lokasi yang sama ibarat kita Karang Taruna punya dua basecamp satu di RT 001 dan satu lagi di RT 006. nah setelah cerita kilas balik dan ngalor ngidul, seketika satu dari kami bilang, 'kayaknya kita harus kesana lagi' kita semua bingung maksudnya. namun setelah di klarifikasi bahwa maksudnya adalah bahwa kita salah bawa makanan ketika tanggal 13 Januari 2019 itu.
akhirnya setelah melakukan perundingan panjang kami berencana untuk kesana lagi, namun dengan tujuan hanya membawa beberapa makanan untuk anak-anak sekaligus melepaskan hasrat untuk melihat secara langsung.
bukannya pas tanggal 13 januari udah?
iya tapi emang belom puas bangat, karena sibuk anter trus langsung pulang gak sempet istirahat dan lain-lainnya.
ibarat seorang marketing kami semua sibuk mulai dari share foto dan info mau mengantarkan donasi lagi via Whatssapp, Instagram, bahkan langsung berbagi cerita pengalaman di tanggal 13 Januari 2019, akhirnya di tanggal 16-18 Januari 2019 banyak bantuan yang masuk tidak hanya uang yang di transfer secara langsung namun, pakaian layak pakai, Susu UHT bahkan ada yang memberikan Mie Instant samapai Air mineral. karena senang bukan main, kami terus mencari donasi.
di tanggal 18 Januari 2019 penutupan donasi pun masih ada yang mengantarkan baju layak pakai, Mie Instant, bahkan makanan kucing karena memang banyak kucing, sampai anjing kelaparan disana.
setelah semua donasi terkumpul ada masalah yang timbul. ada belasan kardus yang kami terima, kami atur sedemikian rupa, namun nyatanya hal itu sama sekali tidak bisa di angkut menggunakan satu mobil. problem terjadi, bagaimana kami bisa mengangkut semua barang yang ada.setelah melakukan perdebatan panjang dan mencari jalan keluar. jam 23.00 WIB kami memutuskan untuk menggunakan ambulan masjid, namun sayangnya karena proses yang terbilang merepotkan akhirnya kami urungkan. setelah dicari kembali, dapat satu mobil disewa dengan uang iuran dari kami, namun permasalahan kembali siapa yang akan membawa mobil itu. dengan banyak pertimbangan kami meminta bantuan oleh seorang warga untuk membawa mobil.
setelah semua beres semua rapih, bensin terisi kami diberi waktu 4 jam untuk tidur malam itu, dengan pertimbangan bahwa kalau pagi kami berangkat akan seperti hari pertama.
jam 05.00 WIB Tanggal 19 Januari 2019.
kami kumpul kembali, dengan semua personil yang sudah di tetapkan dengan dua mobil kami mulai menyusuri jalan yang sudah kami lalui di tanggal 13 Januari 2019.
kalau di tanggal 13 Januari 2019 kami terkena hujan di malam hari, di tanggal 19 Januari 2019 kami terkena hujan di pagi hari. di lokasi yang sama dan intensitas yang sama, bedanya tidak ada petir dan tidak gelap.
kami tiba di lokasi pertama sekitar pukul 09.30 WIB pagi hari. mulai memberikan donasi di titik posko pertama, sekitar 4 dus makanan, baju hingga susu sudah kami turunkan di tenda kecil yang di dalamnya di isi oleh anak kecil dan seorang nenek-nenek. dengan harapan bahwa beban mobil kami bisa berkurang.
sekitar pukul 10.30 WIB kami memutuskan untuk istirahat di warung sekitar membuka bekal makanan dan sekedar meluruskan kaki. setelah bertanya dengan warga sekitar tentang Desa Sumur, kami mendapatkan info bahwa Desa Sumur memiliki medan yang cukup sulit. hal ini yang menjadi bahan pertimbangan kembali. namun dengan kebulatan tekat dan ke-kepoan kami serta ingin memberikan donasi ini ke lokasi yang benar-benar membutuhkan akhirnya kami menutuskan menyusuri jalan berlubang, berlumpur, penuh kesabaran dan berharap tidak ada masalah.
yang dapat kami gambarkan perjalanan desa sumur benar-benar rusak bahkan hampir seperti masuk kedalam pedalaman. benar kata Karang Taruna Bantul yang menyebutkan jalanan rusak dan nyaman dilalui oleh kendaraan 4x4. hal itu semua benar adanya. goncangan demi goncangan terasa, bagaimana jika malam hari, bagaimana jika hujan hal itu yang terlintas di pikiran kami semua.
sebenarnya bukan karena pemerintah tidak mau untuk membenarkan jalan namun terjadi bencana ketika sedang dalam proses pembuatan jalan. terlihat banyak timbunan material batu dan jalanan yang cukup kecil yang membuat sedikit terhambat.
sepanjang perjalanan juga kami bertemu dengan anak-anak korban tsunami, kelaparan dan kotor pasti yang terlihat. merasa kasihan dengan anak-anak tersebut kami inisiatif untuk membongkar muatan sekedar memberikan biskuit dan susu di jalan, sekali lagi itung-itung untuk sekedar meringankan beban mobil.
sekitar pukul 12.30 WIB kami sampai di Desa Sumur, mungkin bagi temen-temen traveller yang kenal dengan Pulau Umang, Desa Sumur tepat di depan Pulau Umang. terlihat jelas Pulau Umang terkena dampak yang parah.
yang dapat kami gambarkan adalah sejauh mata memandang rata dengan tanah dari bibit pantai sampai 30-40 meter ke pemukiman semua hancur, hanya tersisa puing-puing bangunan, sedikit jendela, kayu atap rumah dan jalan bata blok.
anak-anak berlarian kesana kesini, ceria walau dari mereka dampak terkena tsunami, seorang ibu yang cerita kehilangan dua anak nya terbawa tsunami, hingga bapak-bapak yang sudah dua kali terkena bencana. semua bercerita kepada kami, sedikit mencurahkan kesedihan yang mereka rasakan selama ini.
setelah survei dan melakukan pengamatan juga tanya-tanya kami bertemu dengan Bapak RT di wilayah itu, lupa tanya namanya namun bapak ini dengan senang hati menerima bantuan kami. dilokasi kedua ini kami beberikan hampir semua bantuan, dari baju layak pakai, mie instant, air minum kemasan, susu, makanan ringan, kue dan lain-lainnya yang kami bawa. terlintas dari raut wajah mereka riang bukan main ketika bantuan datang. mungkin kalau ada yang berfikit bahwa semua orang seneng dapet bantuan, atau anak-anak disana di ajarin untuk minta-minta atau cerita sedih dan lain-lainnya. namun bagi kami yang datang kesana tidak ada warung sama sekali, jangkan warung harta benda hilang tersapu seluruhnya.
setelah memberikan bantuan, sedikit berbincang dengan warga, kami memutuskan untuk pulang sebelum malam.
ada sebuah cerita yang kurang enak baik kami maupun warga yang dibantu, namun akan kami bahas di cerita lanjutannya.
terimakasih banyak sampai saat ini sudah membaca cerita kami, dan memberikan donasi kekami, semoga ini semua menjadi ladang pahala untuk kami maupun kalian yang memberikan donasi.
Salam Surya Manggala, Salam Organisasi, Terima Kasih. -FVAQ
jadi di postingan bagian 4 ini selepas semua dari kejadian yang mengajarkan kita semua bahwa mereka perlu di hormati juga, bukan untuk di takuti. dan kejadian ini seminggu setelah di tanggal 13 Januari 2019.
jadi sehari setelah mengantarkan donasi kami semua kumpul lagi di lokasi yang sama ibarat kita Karang Taruna punya dua basecamp satu di RT 001 dan satu lagi di RT 006. nah setelah cerita kilas balik dan ngalor ngidul, seketika satu dari kami bilang, 'kayaknya kita harus kesana lagi' kita semua bingung maksudnya. namun setelah di klarifikasi bahwa maksudnya adalah bahwa kita salah bawa makanan ketika tanggal 13 Januari 2019 itu.
akhirnya setelah melakukan perundingan panjang kami berencana untuk kesana lagi, namun dengan tujuan hanya membawa beberapa makanan untuk anak-anak sekaligus melepaskan hasrat untuk melihat secara langsung.
bukannya pas tanggal 13 januari udah?
iya tapi emang belom puas bangat, karena sibuk anter trus langsung pulang gak sempet istirahat dan lain-lainnya.
ibarat seorang marketing kami semua sibuk mulai dari share foto dan info mau mengantarkan donasi lagi via Whatssapp, Instagram, bahkan langsung berbagi cerita pengalaman di tanggal 13 Januari 2019, akhirnya di tanggal 16-18 Januari 2019 banyak bantuan yang masuk tidak hanya uang yang di transfer secara langsung namun, pakaian layak pakai, Susu UHT bahkan ada yang memberikan Mie Instant samapai Air mineral. karena senang bukan main, kami terus mencari donasi.
di tanggal 18 Januari 2019 penutupan donasi pun masih ada yang mengantarkan baju layak pakai, Mie Instant, bahkan makanan kucing karena memang banyak kucing, sampai anjing kelaparan disana.
setelah semua donasi terkumpul ada masalah yang timbul. ada belasan kardus yang kami terima, kami atur sedemikian rupa, namun nyatanya hal itu sama sekali tidak bisa di angkut menggunakan satu mobil. problem terjadi, bagaimana kami bisa mengangkut semua barang yang ada.setelah melakukan perdebatan panjang dan mencari jalan keluar. jam 23.00 WIB kami memutuskan untuk menggunakan ambulan masjid, namun sayangnya karena proses yang terbilang merepotkan akhirnya kami urungkan. setelah dicari kembali, dapat satu mobil disewa dengan uang iuran dari kami, namun permasalahan kembali siapa yang akan membawa mobil itu. dengan banyak pertimbangan kami meminta bantuan oleh seorang warga untuk membawa mobil.
setelah semua beres semua rapih, bensin terisi kami diberi waktu 4 jam untuk tidur malam itu, dengan pertimbangan bahwa kalau pagi kami berangkat akan seperti hari pertama.
jam 05.00 WIB Tanggal 19 Januari 2019.
kami kumpul kembali, dengan semua personil yang sudah di tetapkan dengan dua mobil kami mulai menyusuri jalan yang sudah kami lalui di tanggal 13 Januari 2019.
kalau di tanggal 13 Januari 2019 kami terkena hujan di malam hari, di tanggal 19 Januari 2019 kami terkena hujan di pagi hari. di lokasi yang sama dan intensitas yang sama, bedanya tidak ada petir dan tidak gelap.
kami tiba di lokasi pertama sekitar pukul 09.30 WIB pagi hari. mulai memberikan donasi di titik posko pertama, sekitar 4 dus makanan, baju hingga susu sudah kami turunkan di tenda kecil yang di dalamnya di isi oleh anak kecil dan seorang nenek-nenek. dengan harapan bahwa beban mobil kami bisa berkurang.
sekitar pukul 10.30 WIB kami memutuskan untuk istirahat di warung sekitar membuka bekal makanan dan sekedar meluruskan kaki. setelah bertanya dengan warga sekitar tentang Desa Sumur, kami mendapatkan info bahwa Desa Sumur memiliki medan yang cukup sulit. hal ini yang menjadi bahan pertimbangan kembali. namun dengan kebulatan tekat dan ke-kepoan kami serta ingin memberikan donasi ini ke lokasi yang benar-benar membutuhkan akhirnya kami menutuskan menyusuri jalan berlubang, berlumpur, penuh kesabaran dan berharap tidak ada masalah.
yang dapat kami gambarkan perjalanan desa sumur benar-benar rusak bahkan hampir seperti masuk kedalam pedalaman. benar kata Karang Taruna Bantul yang menyebutkan jalanan rusak dan nyaman dilalui oleh kendaraan 4x4. hal itu semua benar adanya. goncangan demi goncangan terasa, bagaimana jika malam hari, bagaimana jika hujan hal itu yang terlintas di pikiran kami semua.
sebenarnya bukan karena pemerintah tidak mau untuk membenarkan jalan namun terjadi bencana ketika sedang dalam proses pembuatan jalan. terlihat banyak timbunan material batu dan jalanan yang cukup kecil yang membuat sedikit terhambat.
sepanjang perjalanan juga kami bertemu dengan anak-anak korban tsunami, kelaparan dan kotor pasti yang terlihat. merasa kasihan dengan anak-anak tersebut kami inisiatif untuk membongkar muatan sekedar memberikan biskuit dan susu di jalan, sekali lagi itung-itung untuk sekedar meringankan beban mobil.
sekitar pukul 12.30 WIB kami sampai di Desa Sumur, mungkin bagi temen-temen traveller yang kenal dengan Pulau Umang, Desa Sumur tepat di depan Pulau Umang. terlihat jelas Pulau Umang terkena dampak yang parah.
yang dapat kami gambarkan adalah sejauh mata memandang rata dengan tanah dari bibit pantai sampai 30-40 meter ke pemukiman semua hancur, hanya tersisa puing-puing bangunan, sedikit jendela, kayu atap rumah dan jalan bata blok.
anak-anak berlarian kesana kesini, ceria walau dari mereka dampak terkena tsunami, seorang ibu yang cerita kehilangan dua anak nya terbawa tsunami, hingga bapak-bapak yang sudah dua kali terkena bencana. semua bercerita kepada kami, sedikit mencurahkan kesedihan yang mereka rasakan selama ini.
setelah survei dan melakukan pengamatan juga tanya-tanya kami bertemu dengan Bapak RT di wilayah itu, lupa tanya namanya namun bapak ini dengan senang hati menerima bantuan kami. dilokasi kedua ini kami beberikan hampir semua bantuan, dari baju layak pakai, mie instant, air minum kemasan, susu, makanan ringan, kue dan lain-lainnya yang kami bawa. terlintas dari raut wajah mereka riang bukan main ketika bantuan datang. mungkin kalau ada yang berfikit bahwa semua orang seneng dapet bantuan, atau anak-anak disana di ajarin untuk minta-minta atau cerita sedih dan lain-lainnya. namun bagi kami yang datang kesana tidak ada warung sama sekali, jangkan warung harta benda hilang tersapu seluruhnya.
setelah memberikan bantuan, sedikit berbincang dengan warga, kami memutuskan untuk pulang sebelum malam.
ada sebuah cerita yang kurang enak baik kami maupun warga yang dibantu, namun akan kami bahas di cerita lanjutannya.
terimakasih banyak sampai saat ini sudah membaca cerita kami, dan memberikan donasi kekami, semoga ini semua menjadi ladang pahala untuk kami maupun kalian yang memberikan donasi.
Salam Surya Manggala, Salam Organisasi, Terima Kasih. -FVAQ
------------------------------o0O0o------------------------------
ARTIKEL TERKAIT
-
ARTIKEL SEBELUMNYA
#9 - MERASAKAN DERITA MEREKA, DONASI TSUNAMI SELAT SUNDA PART 3
https://kartar08suryamanggala.blogspot.com/2019/01/viewfinder-surya-manggala-9-merasakan.html
https://kartar08suryamanggala.blogspot.com/2019/01/viewfinder-surya-manggala-9-merasakan.html
LAMPIRAN
-
ALAMAT SEKRETARIAT
Jalan Raya Tengah, Gang. Antariksa RT 008
RW 08
Kelurahan Gedong Kecamatan Pasar Rebo
Jakarta Timur – 13760
D K I
J A K A R T A
INSTAGRAM
@kartarsuryamanggala
E-MAIL
oktrw08gedong@gmail.com
kartarsub08sm@gmail.com
YOUTUBE
Kartar Sub08 Surya Manggala
VIEWFINDER SURYA MANGGALA | KARANG
TARUNA UNIT 08
author : @alqamarjourney
admin instagram : @nikenhpsr
Comments
Post a Comment